KESEHATAN MENTAL
FAKTOR PENYEBAB
KENAKALAN REMAJA
NAMA
: DIRA NOVIE NALURITA
NPM
: 12513596
KELAS
: 2PA08
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015/2016
PENDAHULUAN
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun
melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan
yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang
diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena
mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas.
Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering
disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan pemimpin masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini seperti semakin
aktif mengikuti organisasi antar pelajar dan peningkatan prestasi, kita melihat
pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian
pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam
surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian
pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret
yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya
kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini
semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan
perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih
positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi
kenakalan di kalangan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana
yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri
dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah
melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai
mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk
anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan
karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan
sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh
karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat
diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat
mempengaruhi sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal
yang perlu ditiru, dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang
anak dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang
tua tidak maksimal sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang
remajapun tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar
aturan. Seperti banyak contoh yang terjadi, seorang remaja kedapatan sedang
merokok, meminum-minuman keras, sampai sex bebas dilakukan tanpa rasa bersalah.
Hal itu karena tidak adanya pengawasan orang tua, atau kurangnya perhatian dari
orang tua. Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan
yang rusak. Biasanya hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang
membawa dampak buruk, karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja
bisa mudah terpengaruh. Ada faktor yang berasal dari keluarga, karena kurangnya
perhatian dari keluarga membuat anak menjadi royal dalam pergaulan. Faktor
terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena
kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu,
pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak.
Berhasil atau tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam
memberikan pendidikan agama dan pada diri anak sendiri.
Definisi
kenakalan remaja menurut para ahli :
1.
Paul Moedikdo
Menurut Paul Moedikdo ada 3 aspek
yang pertama, semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan
bagi anak - anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum
pidana,seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya yang kedua yaitu semua
perbuatan penyelewengan dari norma
kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat,dan yang ketiga,semua
perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
2. Kartono
Menurut Kartono kenakalan remaja
atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Juvenile Delinquency merupakan
gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial
3. Santrock
Menurut Santrock kenalakan remaja
merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima
secara sosial sehingga terjadi tindakan kriminal.
4. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Menurut Drs.B.Simanjutak,S.H.
perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada
dalam masyarakat dimana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial dimana di
dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif.
5. Mussendkk
Menurut Mussendkk perilaku yang
melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang
berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan
mendapatkan sanksi hukum.
2.2 Jenis –
Jenis Kenakalan Remaja
1. Penyalahgunaan
Narkoba
2. Seks Bebas
3. Tawuran
antar Pelaja
2.3 Faktor
Internal dan Ekternal Penyebab Kenakalan Remaja
1.Faktor Internal
Faktor Internal itu adalah dorongan dalam dirinya sendiri,meliputi :
A. Kontrol diri
yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari
dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui
perbedaan dua tingkah laku tersebut,
namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya
B. Krisis
identitas perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan
remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedia.
C. Kepribadian
adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya
yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut
karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang
berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju
masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum
adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya
kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal itu adalah dorangan dari luar,meliputi :
A.
Lingkungan keluarga atau Faktor dari rumah
Keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan merupakan dasar fundamental bagi perkembangan dan pertumbuhan
kepribadian anak sejak lahir.Oleh karena itu keluarga mempunyai peranan penting
dalam memberikan gerak atau warna bagi pembentukan kepribadian anak. Lingkungan
keluarga ada bermacam-macam keadaannya dan secara potensial dapat memberikan
pengaruh yang positif maupun negatif.Nah pengaruh negatif ini lah yang
menyebabkan kenakalan pada remaja seperti perceraian kedua orang
tuanya,peraturan yang membuat anak ini merasa terkurang dan tidak bisa bergaul
layaknya anak remaja seumurannya,tidak ada komunikasi yang baik antara anggota
keluarga,atau adanya perselisihan,terlalu memancakan anak dan tidak memberikan
tentang ilmu agama dengan benar kepada anak sejak kecil.
B.
Teman sebaya yang kurang baik dan lingkungan bergaul
Seringkali remaja yang masih dalam tahap coba coba
salah dalam memilih teman,dan salah masuk kedalam suatu lingkungan
pergaulan.Berteman dengan orang yang salah pasti kita akan terjerumus dalam hal
yang negatif dan akan merugikan diri kita sendiri,akan terbawa oleh pergaulan
yang tidak baik.Karna itu lah teman sebaya yang kurang baik dan lingkungan
bergaul yang salah,masuk kedalam salah satu faktor kenakalan remaja.seperti
tawuran,memakai narkotika,minum minuman keras,memicu keributan dll.
C. Faktor
Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin
akan mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini
bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi
politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya
peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja
yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
D. Faktor
Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai
bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus
budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi
kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau
wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang
dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.
2.4 Analisa Data
2.4.1 Contoh Kasus dalam Kenakalan Remaja
Pertama saya akan menganalisa kasus
tentang Penyalahgunaan Narkoba,salah satunya kasus
narkoba di Kota Tasikmalaya kian memprihatinkan. Pengguna barang haram ini
tidak hanya orang dewasa tapi sudah merambah kepada tingkat pelajar.
Berdasarkan data terakhir Satuan Narkoba Polres Tasikmalaya Kota tahun 2014,
ada empat pelajar yang terjaring operasi karena menggunakan narkoba. Satu
diantaranya masih dibawah umur,kasus seperti ini sudah banyak terjadi dimana
mana dikarenakan pergaulan yang salah,tidak ada pengawasan yang ketat dari
orang tua,dan kontrol diri yang lemah. Selanjutnya tentang kasus Tawuran
antar Pelajar,kasus inilah yang tidak akan pernah ada habisnya,dari tahun ke
tahun pasti ada saja berita tentang tawuran antar pelajar ini,salah satu contoh
kasus tawuran antar pelajar yang sampai saat ini masih disayangkan adalah
tawuran antara SMAN 70 dan SMA 6 Jakarta.Perkelahian antara siswa SMAN 6 dan SMAN 70 Jakarta pecah
di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (24/9/2012). Tawuran itu
menyebabkan seorang siswa yang bernama Alawy, 15, siswa SMAN 6 kelas X, tewas
akibat luka sabetan benda tajam di bagian dada.Padahal Alawy tidak melakukan
tawuran. Dia tengah makan di sekitar lokasi. Pada saat kejadian, dia mencoba
menyelamatkan diri bersama temannya. Namun, siyalnya siswa belia itu terjatuh
dan ditebas oleh FT. Polisi saat ini masih memburu FT yang diduga kabur setelah
melakukan pembacokan. Tawuran ini terjadi karena adanya selisih paham antar
kedua belah pihak sekolah,atau sudah menjadi rutinitas yang diturunkan dari
kaka kelasnya kepada adik kelasnya dan itu terjadi terus menerus sampai angkatan
selanjutnya,dan kasus ini pun bisa terjadi karen pergaulan teman sebaya yang
tidak baik dan adanya kontrol diri yang lemah sehingga tidak dapat membedakan
perilaku yang baik dan buruk. Dan yang ketiga,saya akan menganalisa kasus
tentang Seks Bebas,ini pun termasuk kasus yang sedang banyak terjadi dikalangan
remaja,banyak dampak negatif dari seks bebas ini yang merugikan diri sendiri
maupun keluarga,inilah salah satu contoh kasus seks
bebas yang terjadi ada tiga pasang pelajar yang tengah berbugil ria di sebuah
warnet di Semarang.Pada awal Oktober lalu, masyarakat dihebohkan dengan muncul
kasus video porno siswa SMP 4 Jakata Pusat. Video berdurasi empat menit
menampilkan adegan mesum sepasang pelajar yang dilakukan di dalam ruang kelas
dan disaksikan teman-teman pelaku.Kasusnya terungkap karena videonya beredar
dan kasusnya sedang ditanggani Polres Jakarta Pusat. Pada Rabu 6 November,
Polresta Semarang melakukan razia di sebuah warnet yang terletak di Jalan
Woltermongensi, Semarang.Razia dilakukan karena adaya laporan masyarakat yang
diduga dijadikan tempat mesum.Alhasil, masyarakat dibuat tercengang dengan
ditangkapnya tiga pasang remaja berbugil ria sedang asyik menonton situs porno
di tiga ruangan yang disekat-sekat. Kasus ini terjadi karena adanya kontrol
diri yang rendah,salahnya pergaulan dan karena adanya juga faktor dari
lingkungan keluarga maupun teman.
2.4.2 Cara mengatasi kenakalan
remaja
Banyak faktor faktor yang
menyebabkan contoh kasus diatas terjadi diantaranya adalah faktor internal dan
eksternal yang telah kita bahas dalam pembahasan masalah diatas. Peran orang
tua dan pergaulan dilingkungan sangatlah penting dalam perkembangan masa
remaja. Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan
perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta
pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan
faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya,
mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama
dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar
perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat
dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Berikut Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :
1. Tindakan
Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan
remaja secara umum dapat dilakukan
melalui cara berikut:
A.
Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
B. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum
dialami oleh para remaja. Kesulitan - kesulitan mana saja yang biasanya menjadi
sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
C.
Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan
persoalan
yang dihadapinya.
D.
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan
pengetahuan dan
keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran
agama, budi pekerti dan etiket.
E.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang
optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
F.
Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat
bermanfaat.
G.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah
laku baik dan
merangsang hubungan sosial yang baik.
H.
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan
mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan
yang positif.
I.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial
keluarga maupun
masyarakat di mana banyak terjadi
kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa
keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi
untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata
jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil,
memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang
bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk
keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang
perlahan dan sabar.Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan
mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara
aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan
para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang
diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja
secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para
remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan
psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus
diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan
mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan
formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal
yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya
melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan
keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan
berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
Yang pertama adalah Pendekatan langsung, yakni
bimbingan yang diberikan secara pribadi padaremaja itu sendiri. Melalui
percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya,dan yang
kedua adalah Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan
atau kelompok kecil tersebut:
2.
Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan
moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan
agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang
lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau
hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.Sebagai
contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua
terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata
tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus
dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur. Di lingkungan sekolah,
kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran
tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan
tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas
menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran
maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk
memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang
tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau
pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau
seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3.
Tindakan Kuratif dan
Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan
lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja
itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan
secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan
yang ahli dalam bidan gini. Solusi internal bagi seorang remaja dalam
mengendalikan kenakalan remaja antara lain,yang pertama yaitu, kegagalan
mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini,yang
kedua, adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama,yang ketiga, remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan
positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan
penyaluran hobi,yang keempat, remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang
baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja
harus bergaul,dan yang kelima yaitu, remaja membentuk ketahanan diri agar tidak
mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak
sesuai dengan harapan. Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan,
diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang
dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja
ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus
ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan
dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat,
bangsa dan tanah air
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.Faktor yang melatar belakangi terjadinya
kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah.
Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya
pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh
budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan. Untuk
menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Adanya
motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa
dilakukan juga mampu mengatasi kenakalan remaja.
Adapun
solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
Yang pertama
Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan
remaja,yang kedua Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada
pelaku kenakalan remaja dan yang ketiga Tindakan kuratif dan rehabilitasi,
yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan
lagi.
3.2 Saran
Sebaiknya dari
pihak orang tua harus bisa menciptakan suasana yang hangat dan baik dalam
keluarga,dengan cara memberikan perhatian,saling mempercayai dan memberikan
kasih sayang yang penuh agar tidak terjadinya pertengkaran ataupun
kesalahpahaman dalam lingkungan keluarga atau depan anak.Orang tua pun
seharusnya bisa menjadi teman agar anak dapat terbuka dan bisa menganggap orangtua
sebagai salah satu teman yang bisa dipercaya.Selain dari Orang tua,seharusnya
si anakpun atau remaja dapat memilih teman sepergaulannya atau lingkungan
dimana ia bermain,agar tidak terjerumus dalam kenakalan remaja yang seringkali
di sebabkan oleh salahnya pergaulan.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock. J.
W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga.
Desmita.
(2006). Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya
http://www.scribd.com/doc/54228613/MAKALAH-KENAKALAN-REMAJA
http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm