Blogroll



Selasa, 24 November 2015

Motivasi (Review Film Surat Kecil Untuk Tuhan)

I.                    PENDAHULUAN

Motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya enggerak  dari dalam individu  untuk melakukan aktivitas tertentu  dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang  dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat  mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi daipandang dari segi tujuan, berarti  motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.

1. Definisi Motivasi
Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan  penggerak dalam prilaku  individu dalam perilaku individu baik yang akan menentukan arah maupun daya tahan (perintence)  tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula unsur-unsur  emosional insane  yang bersangkutan.
Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution) . Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.
Robbins dan Judge mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. 
2. Teori Motivasi
     A. Teori Motivasi Maslow
          Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi
          kebutuhan manusia sebagai berikut:
          1. Kebutuhan Fisiologis
              Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang    
              merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen,
              tidur dan sebagainya.
          2. Kebutuhan Rasa Aman
              Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang            
              kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi    
              keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan  
              kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak  
              lagi bekerja.
          3. Kebutuhan Sosial
              Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan    
              muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi     
              yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan
              kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi    
              bersama dan sebagainya.
          4. Kebutuhan Penghargaan
              Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
              seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja
              seseorang.
          5. Kebutuhan Aktualisasi diri
              Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.  
              Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya
              dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi
              yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada  
              kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan
              perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang
              akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
3. Sinopsis Film
Film ini menceritakan Gita Sesa Wanda Cantika atau yang dikenal dengan nama panggilan Keke, seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang cukup beruntung, karena lahir dari keluarga yang sangat berada, memiliki dua orang kakak laki-laki yang bernama Chika dan Kiki, orang tua yang sangat menyayanginya walau sudah bercerai, dan juga Pak Yus, ajudan sang Ayah. Selain itu Keke juga dikelilingi enam sahabat karib yang selalu setia menemaninya dan hidupnya pun semakin lengkap dengan kehadiran seorang kekasih yang juga begitu menyayanginya, yaitu Andy.
Semuanya tampak begitu sempurna. Pada tahun 2003 kanker menghinggapinya, Keke adalah pengidap Rhabdomyosarcoma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia. Gadis cantik itu pun berubah menjadi "monster" hingga terpaksa harus menjalani serangkaian kemoterapi dan radiasi hampir setahun lamanya, akibatnya, semua rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil. Keke dinyatakan sembuh dan bisa kembali menjalani aktivitas seperti sedia kala.
Tak disangka, setahun kemudian, pada 2004, kanker itu kembali, lebih parah dan mematikan. Meskipun sudah ditolak di rumah sakit mana-mana, ayah Keke tidak pernah sekali pun menyerah untuk menyembuhkan anaknya, terbukti bahwa ia sanggup ke pedalaman bahkan keluar negeri hanya untuk menyembuhkan Keke. Meskipun ratusan dokter memprediksi bahwa hidup Keke tidak akan lebih dari tiga bulan, Keke berhasil bertahan untuk lebih dari setahun. Meskipun pada akhirnya, Keke harus menerima kenyataan bahwa ia memang tidak dapat disembuhkan karena kanker itu sudah terlalu menyebar. Keke meninggal dunia pada tanggal 25 Desember 2006.
4. Review Film
            Berdasarkan  teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow, teori fisiologis apabila dikaitkan dengan film Surat Kecil Untuk Tuhan, Keke sebagai tokoh utama sebelum mengidap penyakit kanker jaringan lunak ia adalah seorang gadis remaja yang berasal dari keluarga yang berada. Kebutuhan sehari-harinya dapat dipenuhi seperti mendapatkan pendidikan, kebutuhan sehari-hari yang layak (makan, minum, hiburan).
            Berikutnya, teori rasa aman dapat dikaitkan dengan film tersebut pada saat seorang ayah memberi batasan kepada Keke untuk pergi ke sekolah pada saat ayahnya tau bahwa Keke mengidap penyakit kanker. Pada saat itu, ayah Keke tidak memberi tahu kondisi yang sebenarnya kepada Keke. Sempat Keke merasa aneh ketika ayahnya berperilaku yang tidak biasa seperti hal nya membatasi waktu bermain Keke, semua itu dilakukan oleh ayah Keke karena ayah Keke tidak ingin gadisnya itu merasa kelelahan. Semenjak ayah Keke mengetahui kondisi Keke, ayahnya menyuruh orang untuk selalu mengantar Keke ke sekolah agar Keke selalu ada dalam keadaan aman di kondisi yang sedang lemah.
            Selanjutnya, teori kebutuhan sosial dapat dikaitkan dengan film tersebut saat Keke dan teman-teman dekatnya sedang belajar bersama. Lalu rambut Keke rontok, Keke pun sedih karena melihat rambut Keke yang sudah hampir botak itu jadi semakin habis. Teman-teman Keke tidak tega melihat Keke bersedih, kemudian teman-teman Keke pun menggunting rambut mereka satu persatu dan memberikannya kepada Keke.
            Berdasarkan teori penghargaan, dapat dikaitkan dalam film tersebut Keke diberi hadiah boneka oleh pacarnya ketika Keke mampu bertahan dalam penyakitnya, tetap semangat dalam menjalani perawatan seperti selalu minum obat secara teratur dan makan yang banyak.
            Kemudian, berdasarkan teori aktualisasi diri dalam kondisi sakit Keke mampu mendapatkan prestasi belajar di sekolahnya dengan mendapatkan peringkat pertama. Dan guru-guru pun memberikan pujian atas kegigihan Keke. Keinginan Keke untuk bersekolah pun sangat besar, seringkali ayahnya melarag Keke untuk ke sekolah karena kondisinya sudah sangat parah. Tetapi, Keke bersikuku untuk tetap pergi sekolah untuk mengikuti Ujian Nasional.

SUMBER
Handoko, Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com.1996. Organisasi Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE
Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan Divisi Long Distance PT Telkom Tbk, Tesis, Unpad, Bandung


Rabu, 11 November 2015

Review Film : Exodus God and Kings

PENDAHULUAN
Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sebagai suatu makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia selalu tidak terlepas dari apa itu yang dinamakan interaksi, baik itu dengan sesamanya mau lingkungan kehidupannya. Ketika suatu individu telah masuk dalam suatu lingkungan kelompok atau organisasi, manusia tersebut haruslah mampu menciptakan kondisi yang harmonis antar anggota kelompok atau organisasi yang dimasukinya.

REVIEW FILM: EXODUS GOD AND KINGS
Film ini menceritakan tentang seorang anak yatim piatu dari Israel yang bernama Moses, dia dibesarkan oleh keluarga kerajaan Mesir (Moses/Musa adalah seorang Ibrani yang diadopsi oleh putri Firaun dan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir). Pada awalnya, Musa dan Firaun bersahabat baik sampai dewasa. Musa yang merasa setelah 400 tahun masa perbudakan semakin memburuk dan terpikir olehnya untuk menghentikan hal tersebut.  Tapi sayang, Firaun menolak dan mengakibatkan mereka dulunya berteman menjadi berseberangan. Akhirnya Musa memimpin 400.000 budak dalam perjalanan manumental untuk melarikan diri dari Mesir. Meski begitu, Firaun yang kejam tidak merelakan kebebasan para budak-budaknya. Firaun segera mengerahkan pasukan untuk melawan musa. Dalam perang itu lautan dipenuhi darah dan mayat, sekaligus terjadi berbagai bencana alam. Namun Musa yakin dengan perjuangannya kerena mendapat dukungan dari Tuhan.
A. Teori X & Y dari Douglas McGregor
Asumsi yang dikembangkan dalam teori X pada dasarnya cenderung negatif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan petunjuk (derective leadership style). Sementara itu, asumsi yang dikembangkan dalam teori Y pada dasarnya cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan partisipatif (participative leadership style). Dalam teori X dan Y Douglas McGregor berusaha mengungkapkan bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja dan sekaligus bagaimana gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi lingkungan kerja yang berbeda, termasuk bagaimana komunikasi antarpribadi (manajer dan bawahan) tersebut dikembangkan dalam lingkungan kerjanya.
Kaitannya dengan film ini adalah gaya kepemimpinan Firaun yang cenderung negatif, hal itu terlihat saat adegan Firaun memaksa rakyat-rakyatnya untuk memberi tahu dimana Musa berada dengan cara mengumpulkan setiap keluarga di lapangan kerajaan. Lalu anak-anaknya dan istrinya disandera, lehernya diikat dengan tali dan mereka disuruh berdiri di atas papan kayu. Apabila sang kepala keluarga tidak mau memberi tahu dimana keberadaan Musa maka papan kayu tersebut ditarik dan itu berarti anak-anak dan istrinya mati. Tetapi, Musa memiliki gaya kepemimpinan yang positif. Terlihat saat adegan Musa membantu mneyelamatkan budak-budak dengan menyebrang laut, Musa membelah laut dengan pedangnya agar para budak-budak dapat menyeberangi laut. Dan saat kamu Firaun ingin menyebrang, lautnya kembali seperti semula.

B. Teori Sistem 4 dari Sistem Likert
  • Sistem Otokratis Eksploitif
Pada sistem Otokratis Eksploitif ini, pemimpin membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh pemimpin. Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah .
Kaitan dengan film ini berdasarkan teori tersebut adalah sorang pemimpin mempunyai keputusan terihat dari adegan saat Musa membentuk pasukan baru dengan cara mendidik budak budak untuk menjadi pasukan perang agar dapat melawan pasukan Fir’aun. Para budak pun mengikuti perintah Musa karena mereka pun merasa tertekan karna gaya kepemimpinan Fir’aun.
  • Sistem Otokratis Paternalistic
Pada sistem ini, Pemimpin tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan memperbolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat
Kaitan film ini dengan teori diatas adalah Musa terlihat menghargai pendapat bawahannya. Terlihat dari adegan saat ada seorang yang mengeluh saat ia di didik menjadi prajurit, budak tersebut merasa tidak mampu dengan didikan yang Musa berikan. Lalu, budak tersebut mengundurkan diri dari pasukan prajurit tersebut dan Musa pun memperbolehkan budak tersebut keluar dari pasukan prajurit yang ia bentuk.
  • Sistem Konsultatif
Pada sistem ini, Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan–keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman. Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
            Kaitan film ini dengan teori diatas adalah saat Musa memberikan suatu perjanjian kepada budak budak bahwa apabila mereka menuruti cara Musa mereka akan terbebas dari jajahan kaum Fir’aun .
  • Sistem Partisipatif
Sistem partisipatif adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila pemimpin secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, pemimpin tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting. Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
            Kaitan film ini dengn teori diatas adalah terlihat saat Musa dan budak budak berperang dengan Fir’aun. Musa memiliki teman dekat dari salah satu budak tersebut, dia dijadikan seperti tangan kanannya Musa. Sehingga saat perang mereka dapat berkomunikasi dengan baik untuk memikirkan strategi selanjutnya dan dapat mengalahkan kaum Fir’aun.

C. Theory Of Leadership Pattern Choice (Tannenbaum dan Schmidt)
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Demokrasi (hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan. Otoriter (tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin. Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.
            Kaitannya dengan film ini terliha pada saat Firaun memaksa prajuritnya untuk tetap berada di pihaknya dan terus mencari cara bagaimana menjatuhkan Musa. seperti pada saat Firaun menyuruh prajuritnya untuk latihan tanpa henti agar dapat mengalahkan musa.

D. Modern Choice Approach to Participation (Vroom & Yetton)
Menurut teori ini gaya kepemimpinan yang tepat ditentukan oleh corak persoalan yang dihadapi oleh macam keputusan yang harus diambil.
            Kaitannya dengan film itu pada saat Musa menyuruh para kaum budak untuk pindah dari wilayah yang lama ke wilayah yang baru. Karena wilayah yang lama sudah di ambil alih oleh Firaun yang serakah.

E. Contingency Theory of Leaderhip dari Fiedler
Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam satu kefakuman sosial atau lingkungan. Para pemimpin mencoba melakukan pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam kaitannya dengan situasi-situasi yg spesifik. Karena situasi dapat sangat bervariasi sepanjang dimensi yang berbeda, oleh karenanya hanya masuk akal untuk memperkirakan bahwa tidak ada satu gaya atau pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik. Namun, sebagaimana telah kita pahami bahwa strategi yg paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya.
Kaitannya pada saat Musa memutuskan untuk mengajak para budak menyebrang laut agar mereka tidak tertangkap oleh kaum Firaun karena, kaum Firaun sudah datang mendekat. Dan apabila kaum budak tertangkap oleh kaum Firaun maka mereka akan di bunuh satu-persatu.

F. Konsep Path Goal Theory of Leadership
Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena efek positif yang mereka berikan terhadap motivasi kinerja dan kepuasan. Teori ini dianggap sebagai path-goal karena terfokus pada bagaimana pemimpin  mempengaruhi persepsi dari pengikutnya tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalur yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Ivancevich, dkk, 2007:205).
            Kaitannya pada saat musa memberitahu para budak untuk menggunakan tameng dengan baik, agar dapat menahan perlawanan dari para kaum Firaun. Musa mendidik para budak dengan cara menyuruh para budak berbaris memegang tameng kemudian Musa mendorong mereka satu-persatu dari depan dengan keras dan cara itu berhasil membuat para budak menjadi prajurit yang kuat dan tangguh. Akhirnya Musa pun menggunakan cara yang sama untuk mendidik prajurit yang lain.

KESIMPULAN
Jadi, menurut kelompok kami kepemimpinan itu adalah suatu bentuk dalam proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dalamkepemimpinan terdapat pemimpin yang selalu mengarahkan pengikutnya. Pemimpin biasanya selalu mendengarkan saran-saran atau pendapat pengikutnya demi kelancaran berjalannya suatu tujuan yang sudah direncanakan. Pemimpin juga biasanya akan memberikan penghargaan apabila pengikutnya dapat melakukan yang terbaik demi tujuan bersama dan memberikan motivasi kepada pengikutnya agar pengikutnya merasa adanya dukungan dari sang pemimpin.

Rabu, 04 November 2015

Leadership

I.                   PENDAHULUAN

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup.Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.

II.                TEORI

1.    Teori Informasi atau Matematis
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 ), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding).
Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.
2.    Teori Agenda Setting
Teori Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat
3.    Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan)
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007):
(1) Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan
(2) berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan
(3) struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan
(4) berbagai percampuran personal individu, dan
(5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan
(6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasikan
(7) perbedaan pola konsumsi media dan ( perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan
(8) perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi
(9) kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula
(10) struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.
4.    Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut
:
1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.
2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.
3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.
5.    Teori Sibernetik
Istilah sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot). Istilah Cybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi sibernetika, pertama kali digunakan tahun 1945 oleh Nobert Wiener dalam bukunya yang berjudul Cybernetics.
Sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan.
Seiring perkembangan teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan informasi berkembang pesat. Teknologi ini juga dimanfaatkan dunia pendidikan terutama guru untuk berkomunikasi sesama relasi, mencari handout (buku materi ajar), menerangkan materi pelajaran atau pelatihan, bahkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu menghargai adanya 'perbedaan', bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai : INPUT => PROSES => OUTPUT.

A.   Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. 
Komunikasi juga merupakan penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi.
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli:
1.   Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber  
    kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
    mereka. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M.
    Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)
2.   Rogers & D. Lawrence Kincaid, 1981, Komunikasi adalah suatu proses dimana dua
     orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
     lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
     (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
3.      Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
      pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak
      terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal  
      ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal
      20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
4.      David K. Berlo, 1965 Ilmu pengantar komunikasi Komunikasi sebagai instrumen dari
      interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain, juga
      untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam memciptakan keseimbangan dengan
      masyarakat. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 3, Prof. Dr. Hafied Cangara, M.
      Sc.)
5.      Harorl D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
      menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan
      akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With
      what effect?) (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 19, Prof. Dr. Hafied Cangara,
      M. Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 69, Dedy Mulyana)

                      Komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu:

                               1.      Komunikasi internal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder. Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan dan sebagainya kepada pimpinan. Dan pengertian komunikasi horizontal atau lateral adalah komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah.

        2.      Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang  dianggap sangat penting saja.
Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
   
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak.
Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
          b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

                    B.   Dimensi Komunikasi.
         Dimensi-dimensi komunikasi meliputi dibawah ini :
1. Isi
Isi adalah apa yang dibicarakan dalam komunikasi antara satu orang dengan orang yang lain atau bahkan lebih.
2. Kebisingan
Kebisingan adalah tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.
3. Jaringan
Jaringan adalah sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukan komunikasi. Diantaranya ada komunikasi yang bergantung  pada (jaringan satelit).
4. Arah
Komunikasi terdiri dari 2 macam arah yaitu :
a. komunikasi satu arah adalah hanya ada satu orang berbicara menyampaikan infomasi untuk satu orang atau lebih contohnya promosi produk tertentu atau guru dikelas.
b. Komunikasi 2 arah adalah adanya interaksi antara satu orang menyampaikan informasi satu orang atau lebih juga ikut berbicara sehingga terciptanya interaksi untuk menyampaikan beberapa informasi


SUMBER
West,Richard, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Jakarta : Salemba Humanika, 2008.
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Wiasarana Indonesia, 2005
Abu, Ahmadi, Psikologi umum, Edisi Revisi 2009.